Hindari Hal Ini Agar Kamu Bisa Terus Berkembang Dalam Menggambar!

on

|

views

and

comments

Menggambar tampaknya merupakan keahlian yang menyenangkan. Itu memungkinkan dalam mengeluarkan idemu, untuk menunjukkan kepada orang lain dalam bentuk dan warna. Dan semua ini dengan beberapa alat sederhana! Tidak heran ada begitu banyak orang bermimpi belajar cara menggambar. Sayangnya, jenis keahlian ini terkadang tampak mustahil untuk diraih. Mengapa itu lebih sulit dari, katakanlah, bermain catur atau memasak?

Di dalam artikel ini saya ingin menunjukkanmu bahwa walupun menggambar itu sulit, terkadang kamu membuatnya sulit dengan pikiranmu sendiri. Hambatan mental ini menghentikanmu dari belajar dan menyebabkan frustrasi yang tidak perlu. Jika kamu memahaminya, mereka akan hilang dan kamu akhirnya akan bebas untuk belajar!

“Saya tidak bisa menggambar” merupakan kalimat yang sangat mengecoh. Biasanya, orang yang mengatakan ini bermaksud mengatakan: “Saya tidak bisa menggambar benda-benda yang tampak realistis”. Namun alih-alih mencoba memahami apa yang membuat gambar tampak realistis, mereka menyerah dari awal, karena, yah, kamu bisa menggambar, atau kamu tidak bisa—tidak ada cara lainnya.

Darimana kepercayaan tersebut datang? Ketika kamu masih anak-anak, kamu banyak menggambar. Dan kamu dapat melakukannya, tidak ada keraguan. Paling tidak hingga kamu menyadari bahwa beberapa anak lainnya dipuji lebih sering daripada kamu. Kamu menyadari bahwa agar sebuah gambar bernilai itu harus menunjukkan realitas. Gambarmu tidak seperti itu, sekuat apapun kamu mencoba, sehingga seiringnya waktu kamu menyimpulkan bahwa kamu tidak bisa menggambar.

Itu seolah nilai menggambar telah disegel ke dalam definisimu mengenai kegiatan ini—sama halnya ketika kamu mengatakan “Saya tidak bisa cook” kamu bermaksud mengatakan “Saya tidak bisa memasak dengan baik”, yang tidak sama dengan “Saya tidak bisa berenang” atau “Saya tidak bisa bermain catur”.

Setiap keahlian memiliki spektrum kemahiran. Pertama-tama, ada batas antara 0 (“Saya tidak bisa”) dan 1 (“Saya bisa sedikit”). Kemudian ada tingkatan lainnya, masing-masing lebih sulit dicapai dibandingkan sebelumnya. Katakanlah 10 adalah sempurna, yang mustahil dicapai dalam waktu cepat. Kamu bisa mengejarnya, namun semakin jauh kamu melangkah, semakin lambat.

why drawing hard how to learn progress

Yang mengejutkan, kebanyakan orang melihat menggambar sebagai sebuah keahlian hanya dengan dua tingkatan: 0 (“Saya tidak bisa”) dan 10 (“Saya bisa dengan sempurna”). Jika kamu menyukai gambar seseorang, mereka bisa menggambar, dan jika kamu tidak menyukainya, mereka tidak bisa. Sesederhana itu! Dan kepercayaan sederhana tersebut dapat merusak impianmu tentang menggambar. Bagaimana mungkin kamu melompati celah besar antara tingkat 0 dan 10?

why drawing so hard talent

Kenyataannya adalah bahwa, sama seperti dengan memasak, ada banyak tingkatan kemahiran dalam menggambar. Tingkat 0 untuk orang yang tidak bisa memegang pensil dan membuat tanda dengan itu. Bisakah kamu? Jadi, kamu sudah berada di tingkat 1, paling tidak! Perlu diingat bahwa daftar ini sepenuhnya dibuat oleh saya, dan itu tidak berdasarkan riset ilmiah manapun. Itu mungkin tampak berbeda bagi kamu, tergantung pada apa yang ingin kamu capai dan apa tepatnya yang kamu maksud dengan “keahlian menggambar”.

  1. Kamu bisa memegang pensil dan membuat tanda dengan itu.
  2. Kamu bisa menggambar bentuk geometris sederhana, namun kamu tidak bisa mengontrolnya—mereka muncul atau tidak muncul. Kamu juga bisa menjiplak garis dari gambar lainnya.
  3. Kamu bisa menggambar bentuk geometris sederhana secara sengaja.
  4. Kamu bisa menyalin dengan persis apa yang kamu lihat, baik garis tepi dan bayangan.
  5. Kamu mengumpulkan acuan visual dalam pikiranmu, sehingga kamu bisa menggambar sesuatu tanpa melihatnya pada saat itu.
  6. Kamu melakukan analisis dunia nyata, sehingga kamu bisa bisa membuat sesuatu dari realitas (misalnya manusia dalam pose yang belum pernah kamu lihat).
  7. Kamu tidak hanya menggunakan garis tepi, namun memanfaatkan keseluruhan teknik; kamu bisa membuat bayangan secara nyata dan memberikan ilusi kedalaman dan tekstur tanpa acuan.
  8. Kamu bisa menggambar benda yang tidak tampak realistis, namun mereka dapat dikenali sebagai “nyata” oleh setiap orang.
  9. Gambarmu yang dibuat dari imajinasi tidak bisa dibedakan dari foto dan/atau mereka memiliki sebuah gaya yang lebih baik dari realitas. Kamu membuat dunia dan dimensi baru dengan pikiranmu sendiri dan pensil, dan kamu melakukannya dengan sangat cepat.
  10. Kamu bisa menggambar semuanya, dan kamu membuat benda yang tidak realistis terasa lebih nyata dibandingkan aslinya. Tidak ada lagi yang bisa kamu pelajari.
drawing levels proficiency steps

Seperti yang saya katakan sebelumnya, jarak antara tiap tingkat naik secara eksponensial, yang berarti bahwa dengan setiap tingkatan memerlukan lebih banyak waktu untuk “meningkatkan”. Itu juga berarti bahwa tingkat yang sangat awal lebih mudah ditangani daripada tingkat berikutnya, dan pastinya ada lebih banyak pemula (1-2) dan pemula ahli (3-4) daripada spesialis gambar (5-7). Jelas sekali, ada sangat sedikit ahli gambar (8-9), dan tidak ada seniman sempurna (10), walaupun “ahli” mungkin putus asa mengejar tingkat itu hingga akhir hayat mereka.

A: waktu; B: tingkat kemahiran 

Mengapa kita “memaksa” semua tingkatan ini secara setara? Karena lebih mudah melihat gambar yang kamu sukai daripada yang tidak kamu sukai. Ketika kamu menjadi seorang pemula, hanya itu yang bisa kamu lihat. Diperlukan seniman yang cukup sedikit ahli untuk menyadari perbedaan antara gaya dan mengenali kesalahan dalam gambar yang tampak bagus. Sebagai pemula, kamu tidak bisa menyadari sebuah kesalahan, karena kamu tidak tahu seperti apa kesalahan menggambar itu! Jadi, yang tersisa dalam tahapan menggambar adalah “Saya berharap bisa menggambar seperti ini” (10) dan “bahkan saya bisa menggambar seperti ini” (0).

Dan itu semua mengarah ke kesalahpahaman lainnya:

Seperti yang telah kita sadari, bagi pemula ada celah besar antara keahlian mereka dan apa yang ingin mereka capai.  Pada waktu yang sama, mereka melihat bagaimana beberapa orang hanya… melakukannya begitu saja. Kamu mencoba untuk menggores beberapa garis untuk membuat mereka seperti karakter tongkat, dan mereka, dalam waktu yang sama, menggambar manusia yang realistis. Bagaimana itu mungkin bisa?

Saya telah mengangkat permasalahan bakat dalam banyak artikel saya, karena itu adalah kepercayaan yang paling merusak. Itu membuat kamu putus asa dari awal. Itu adalah kepercayaan bahwa jika kamu mencoba untuk menggambar dan tidak dipuji sebagai efeknya, maka kamu tidak berbakat dan kamu tidak akan pernah bagus dalam menggambar. Cukup… berhenti mencoba.

Itu menambahkan makna aneh pada setiap pujian “Saya berharap bisa menggambar seperti kamu”. Bukankah itu hanya sebuah ekspresi kesedihan bahwa kamu tidak memiliki bakat lahir? Itu bahkan lebih berdosa ketika kamu membandingkan itu dengan kesedihan orang yang kehilangan penglihatannya. Mereka tidak bisa menggambar—apakah kamu pikir kamu memiliki tingkat ketidakmampuan yang sama?

Bakat bisa dilihat sebagai rangkaian karakteristik yang membuat seseorang lebih efisien dalam belajar. Seorang seniman berbakat melalui beberapa tingkat pertama lebih cepat daripada yang lainnya, namun mereka tidak kebal terhadap pertumbuhan eksponensial. Mereka kebanyakan akan terhambat pada tingkat 4, dan “terhambat” merupakan kata yang sangat bagus di sini. Mereka melalui tingkat awal tanpa usaha dimana mereka bahkan tidak menyadari bahwa mereka sedang mempelajari sesuatu, dan sekarang mereka mengharapkan itu akan seperti ini hingga tingkat 10.

Sadari bahwa tingkat setelah 4 lebih aktif: “mengumpulkan”, “melakukan analisis”. Itu tidak “terjadi” lagi, sehingga seorang seniman perlu menggunakan usaha dalam hal ini. Inilah mengapa bakat bisa menjadi sebuah hambatan. Jika kamu secara aktif belajar sesuatu dari awal, normal bagi kamu untuk terus mempelajari sesuatu yang lebih sulit. Bagi orang berbakat itu seperti menabrak tembok setelah perjalanan yang mulus!

talent vs skill

Jadi, apakah orang berbakat lebih mudah melakukan pada awalnya? Ya, namun itu bukanlah merupakan keuntungan besar seperti yang kita duga. Itu lebih seperti memiliki +5 poin tambahan saat diperlukan 100 poin untuk menjadi baik. Bahkan jika kamu menganggap bahwa seseorang dilahirkan pada tingkat 4, jangan lupa bahwa empat tingkat pertama ini adalah yang paling mudah dipelajari! Tidak sulit untuk mengimbangi mereka, hanya jika kamu menerima fakta bahwa kamu harus belajar itu—itu tidak akan diberikan kepadamu.

Ketika kamu melihat sebuah gambar yang indah digambar dalam beberapa menit, itu tidak berarti bahwa orang tersebut berbakat. Apa yang kamu lihat selama beberapa menit ini adalah efek dari bertahun-tahun latihan, bukan dilahirkan dengan beberapa jenis keuntungan pembelajaran. Ada banyak seniman berbakat pada tingkat 3 yang tidak paham bahwa mereka berbakat—karena mereka membandingkan diri mereka dengan seseorang yang membangun keahlian mereka. Bagi seseorang yang menyadari, pada satu titik, bahwa menggambar harus dipelajari secara aktif.

Jika kamu berharap bahwa keahlian menggambar akan mendatangimu secara otomatis ketika sedang menggambar dan itu tidak terjadi, kamu menyalahkan bakat. Namun menggambar apapun sedikit kaitannya dengan belajar cara menggambar. Kamu bisa menggambar seratus tangan dan itu tidak akan membuatmu lebih baik jika kamu tidak menganalisis struktur tangan terlebih dahulu. Jangan menunggu keahlian secara ajaib mendatangimu—namun mulailah belajar!

Advertisement

Ini adalah kelanjutan topik tentang bakat. Ketika para pemula menggambar, mereka tidak benar-benar membuat apapun. Mereka hanya memikirkan sesuatu, menekan sebuah pensil ke kertas, dan berharap untuk yang terbaik. Ini adalah kondisi sempurna untuk mitos bakat! Karena saat kamu tidak memiliki kendali terhadap hasil, kamu hanya bisa “berharap menjadi bagus”.

Kenyataannya adalah suatu hal “muncul” hanya saat mereka ditanamkan dalam benak kita, sama seperti berjalan atau berbicara. Mereka tidak memerlukan perhatian kita, karena kita meletakkan usaha yang cukup untuk mempelajarinya di masa lampau. Beberapa tingkat pertama keahlian menggambar didasarkan pada hal-hal yang mungkin telah kita pelajari, dan itulah mengapa mereka terasa sangat mudah bagi beberapa orang. Sebagai contoh, memegang sebuah pensil mungkin didasarkan pada keahlian yang sama yang diperlukan untuk memegang sebuah sendok.

Semakin tinggi yang kita capai dalam spektrum keahlian menggambar, semakin terlepas mereka dari realitas. Mengapa kamu mau mencoba mengingat seperti apa kucing itu (tingkat 5), ketika kamu bisa selalu melihatnya? Mengapa kamu mau menganalisis bagaimana lutut manusia menekuk (tingkat 6), ketika lututmu sendiri baik-baik saja? Keahlian yang didasarkan pada tindakan ini tidak memiliki kesempatan untuk dikembangkan, sehingga pikiranmu tidak bisa menggunakannya untuk membuat sebuah gambar realistis “muncul” tanpa bantuanmu.

Seniman berpengalaman memiliki banyak keahlian rumit yang ditanamkan dalam benak mereka. Ketika mereka menggambar siluet manusia yang akurat secara anatomi dari awal, tanpa garis bantu apapun, itu adalah hasil dari berjam-jam berlatih. Itu sama untuk keahlian manapun—jika kamu berlatih lama dan keras, seiring waktu itu semakin menjadi otomatis.

why my drawing dont turn out bad how to draw talent
Itu ajaib hanya ketika kamu tidak memahaminya

Seorang pemula berbakat melihat menggambar sebagai sesuatu yang “muncul”, karena itu selalu begitu. Kamu memulai sebagai seorang anak kecil, menggambar sesuatu hanya karena kamu bisa, dan kamu menyadari bahwa semakin sering kamu menggambar, itu menjadi semakin lebih baik.

Namun, dengan pendekatan ini kamu hanya bisa mencapai tingkat 4, karena hanya beberapa tingkat pertama yang didasarkan pada keahlian manual dan “pikiran”—yang mungkin bisa dipelajari tanpa sadar. Jika kamu memiliki memori yang luar biasa, kamu bahkan bisa mencapai tingkat 5, namun di sinilah itu berhenti.Kamu tidak bisa memodifikasi realitas jika kamu tidak pernah mencoba untuk memahami itu.  Kamu tidak bisa memodifikasi realitas jika kamu tidak pernah mencoba untuk memahami itu.

Kamu bisa membedakan seniman berbakat dari yang ahli dengan satu fakta sederhana: seniman ahli tidak terikat pada setiap sketsa ceroboh, karena mereka tahu mereka bisa meniru efek atau bahkan menggambar sesuatu yang lebih baik kali berikutnya. Seorang seniman berbakat banyak menggambar, dan ketika dari waktu ke waktu sesuatu yang cukup realistis “muncul” (secara tidak sengaja, bukan berdasarkan keahlian!), mereka langsung jatuh cinta dengan itu. Mereka tidak tahu bagaimana mereka menggambar itu, sehingga mereka tidak akan dapat menirunya.

Hal terburuk tentang itu adalah ketika kamu tidak tahu apa yang membuat menggambar lebih baik daripada orang lain, kamu tidak bisa belajar dari sini. Bagi seorang seniman ahli tidak ada gambar yang tidak muncul—hanya ada kesalahan yang bisa diperbaiki dalam kali berikutnya.

how to fix bad drawing
Jangan menunggu gambar “muncul”—tanyakan dirimu mengapa itu tidak terjadi

Jika gambarmu tidak muncul dan terkadang tidak, waktunya mengubah sudut pandang. Berhenti menunggu hingga tangan dan pikiranmu berkerja sama menggambar sesuatu untukmu. Lihat gambar yang muncul dengan baik dan bandingkan itu dengan yang tidak. Apa perbedaannya? Apa yang bisa kamu pelajari dari itu? Apa yang bisa kamu gunakan untuk gambar lainnya?

Dan jika sebuah gambar tidak muncul, tanyakan mengapa. Apa yang membuat itu tampak buruk? Mengapa kamu tidak menyukai itu? Jika kamu sedang menggambar seekor serigala dan kaki-kakinya tampak terlalu panjang dan bengkok, cari dan temukan seperti apa sebenarnya kaki serigala itu. Jangan percaya memori ingatanmu! Jika keahlian manual kamu bagus, dan wajah yang kamu gambar tampak jelek, itu mungkin karena kamu mengira itu tampak seperti ini. Bukankah begitu? Jadi, apakah kamu dapat menjelaskan itu dari memori, tanpa menggambar?

Pikiranmu telah belajar cara menggambar sendiri selama bertahun-tahun, dan itu telah membawamu ke tempat kamu sekarang berada. Jika kamu ingin mencapai yang lebih tinggi, waktunya untuk membantu itu!

Bukankah itu alasan kita ingin menggambar? Sebagai anak-anak, kita murni menggambar demi kesenangan, dan hanya nantinya kita menemukan bahwa coretan yang tampak bagus cukup mampu membawakan pujian manis. Dan itu adalah sesuatu yang sangat penting bagi kita! Namun jika kamu memperlakukan kekuatan ini sebagai satu-satunya alasan untuk menggambar, bersiaplah untuk menderita. Apakah kamu benar-benar ingin menghabiskan berjam-jam sehari mengasah sebuah keahlian yang hanya bertujuan menyenangkan orang lain?

Berapa kali rasa banggamu dalam menggambar dilemahkan oleh komentar tidak menyenangkan? Jam-jam penuh kesenangan yang kamu habiskan dalam mengerjakan itu, dan kepuasan yang kamu rasakan ketika itu selesai, semuanya menghilang… karena beberapa orang asing tidak menyukai itu sepertimu. Mungkin paling baik untuk tidak menunjukkan karyamu ke siapapun, namun kamu tetap melakukan itu, dengan berharap sebuah komentar menyenangkan akan mencerahkan harimu.

why critique hurt how to take

Kesenangan dalam belajar, kepuasan menciptakan sesuatu, semuanya berharga, bahkan ketika tidak ada siapapun yang melihat efeknya. Memang alami bahwa kamu ingin membagikan kepuasanmu dengan orang lain, namun ketika hanya itu motivasimu, permulaannya akan menjadi jalur frustrasi yang tetap.

Ketika kamu mendapatkan persaan “Saya berharap bisa menggambar”, tanyakan dirimu apa alasannya. Buat daftar motif, dan lihat apakah ada yang layak. Tidak mudah untuk belajar cara menggambar dengan baik, dan itu menyita banyak waktumu yang bisa kamu habiskan untuk hal lainnya, jadi kamu perlu menentukan apakah itu benar-benar sesuatu yang kamu inginkan. Jika “dikagumi” adalah alasan nomor 1 dalam daftarmu, mungkin lebih baik untuk memfokuskan pada sesuatu yang kamu suka lakukan—rasa kagum akan datang ketika kamu bagus dalam hal itu.

Saya telah menuliskan sebuah artikel tentang gaya sebelumnya, jadi izinkan saya untuk memberitahumu mengapa ini merupakan hambatan serius untuk kemajuanmu.

Menggambar dalam banyak kebudayaan dibuat untuk menampilkan realitas. Maka jelas semakin realistis itu, semakin lebih baik. Namun, sejak penemuan fotografi, kita tidak lagi membandingkan gambar dengan kenyataan—kita membandingkan mereka dengan foto. Kamu mungkin mengira tidak ada perbedaannya, namun nyatanya kamera, dengan lensa dan hardware-nya, menangkap tampilan realitas secara berbeda dibandingkan kita, dengan mata dan otak kita.

Gambar yang dibuat oleh kamera cukup realistis untuk membuat kita percaya bahwa seperti inilah tampilan realitas. Kita tidak menyadari bahwa gambar-gambar ini hanya salah satu dari representasi realitas. Bahkan sebuah film, dengan gerakan dan suara, bukanlah tampilan lengkap dari itu. Foto membuat kita mengira kalau realitas tampak seperti ini:

how photos show reality wrong

Sementara apa yang kita lihat lebih dekat seperti ini:

what we really see foveal vision

Poin lainnya adalah bahwa manusia memiliki kemampuan yang bagus dalam mengenali pola. Kita tidak memerlukan 100% representasi sempurna realitas untuk mengenali itu. Nyatanya, dalam menggambar kita menggunakan garis—sesuatu yang bahkan tidak ada di dunia di sekitar kita! Dalam melukis, tambalan bayangan gelap dan terang digunakan untuk membuat ilusi bayangan dan cahaya. Rentang penyederhanaan yang bisa kita buat cukup luas!

drawing style patter recognize

Ada juga komponen visi yang ketiga, tepat setelah lensa dan hardware (otak)—persepsi. Foto yang sama bisa kita nilai secara berbeda oleh orang yang berbeda, berdasarkan pengalaman dan memori mereka, atau bahkan mood mereka saat itu. Penggantian warna mungkin mengubah subyek sebuah gambar dari kesenangan menjadi tragedi, dari sebuah cerita harapan menjadi sebuah cerita keputusasaan. Ketika kamu mengubah alur garis, kamu mungkin mengorbankan sedikit realisme untuk emosi.

Dengan mempertimbangkan ini, mengapa kita membatasi diri hanya pada satu gaya, yaitu menjadi salinan manual sebuah foto? Ada begitu banyak cara untuk menjelaskan realitas, dan kamu bisa membuat sebuah gambar lebih lengkap daripada sebuah foto detail hanya dengan mencantumkan sisi persepsi. Mengapa tertekan pada setiap penyimpangan, ketika kita bisa menggunakan itu untuk mengirimkan pesan melalui gambar kita?

is realism better than cartoon manga

Jika dengan melihat sebuah gambar yang menggunakan gaya dan realistis berdampingan, kamu mengira bahwa gambar realistis merupakan versi pengembangan dari gambar dengan gaya, pertimbangkan ini. Sebuah gambar yang 100% realistis bisa dibuat hanya dengan menyalin secara visual dot demi dot/pixel demi pixel. Kamu tidak memerlukan bakat untuk ini, hanya butuh banyak waktu dan kesabaran.

Bisakah kita menyebut seseorang seniman? Apakah mereka membuat sesuatu? Mereka tentunya banyak berusaha dalam hal ini dan mungkin itu layak dihargai, namun dalam kasus ini, apakah orang yang menutupi sebuah gedung dengan catatan tempel juga adalah seorang seniman?

Penggayaan tidak lebih mudah dari realisme, dan bukan jadi sebuah metode pembuatan bagi orang yang malas atau tidak ahli (selama kamu tidak meniru gaya seseorang). Jika ada, itu sebenarnya lebih sulit. Itu seperti membuat jenis realisme baru—sesuatu yang tidak memiliki pasangan dalam realitas, namun kita tetap saja mengenalinya.

Hanya supaya jelas, itu tidak berarti kamu tidak perlu memahami realitas untuk menggambar dalam gayamu sendiri. Setiap gaya adalah modifikasi realisme, dan setiap gaya didasarkan pada aturan. Jika kamu memposkan gambar yang “muncul” cukup bagus menurut pendapatmu, namun seseorang mengkritik itu tidak realistis, jangan gunakan tameng “Itu gaya saya!”. Gaya merupakan sesuatu yang disengaja; jika niatmu adalah menggambar secara realistis, atau kamu tidak mempunyai niat sama sekali, jangan membohongi dirimu.

Yang satu ini juga terhubung dengan mitos bakat. Jika kamu telah belajar selama bertahun-tahun dan memiliki efek buruk seperti orang yang baru saja memulai, itu tidak selalu berarti ada yang salah denganmu. Ada kemungkinan bahwa selama tahun-tahun ini kamu tidak benar-benar belajar!

Ini mungkin terhubung dengan poin 3 di dalam artikel ini. Jika “pembelajaranmu” didasarkan pada menggambar hal yang sama berulang-ulang hingga itu mulai tampak lebih baik, tidak heran kamu tidak mendapatkan hasil yang memuaskan. Itu seperti mencoba mencapai tujuan tertentu hanya dengan menyetir mobil dalam arah yang sembarangan.

how to learn to draw drawing is not for me
Kedua orang ini sedang berlatih, namun sementara orang pertama menunggu datangnya keahlian, yang lainnya bertanya dan mencari jawaban

Dan mungkin kamu bahkan tidak mencoba untuk belajar, dalam cara apapun. Mungkin kamu duduk di dalam mobil dan ketika itu tidak berjalan sendiri. kamu keluar begitu saja. Itu mungkin terjadi ketika kamu mempercayai bakat! Dalam kasus ini yang perlu kamu lakukan adalah mengubah ekspektasimu. Kamu perlu berusaha, dan jika itu mudah, kamu mungkin tidak sedang belajar!

Dan mungkin itu sebenarnya bukan untukmu. Mungkin kamu mengalami disabilitas yang membuat menggambar menjadi mustahil. Dalam kasus ini, kamu tetap bisa memilih metode kreasi lainnya, jika ini adalah motifmu: melukis, mematung, menyulam. Dan jika motifmu adalah dipuji, maka sekali lagi, berhenti mendorong dirimu ke dalam hal yang mustahil! Ada cara yang lebih mudah agar dipuji dengan melakukan sesuatu yang lebih menyenangkan untukmu. Jangan memilih menggambar hanya karena itu tampak mudah—itu tidak mudah.

Ini adalah mitos lainnya yang terkait dengan poin 1. Menggambar bukanlah satu keahlian—itu merupakan bidang yang luas, dengan kartunis pada satu sisi dan arsitek pada sisi lainnya. Menjadi bagus memerlukan spesialisasi; dengan mencoba untuk menjadi bagus dalam semua hal, kemungkinan kamu akan menjadi rata-rata dalam semuanya.

Hingga tingkat 5, keahlian menggambar tampaknya cukup umum dan obyektif. Namun setelah kamu mencapai tingkat 5, kamu perlu menentukan apa yang perlu difokuskan. Makhluk? Manusia? Latar Belakang? Kendaraan? Pakaian? Bangunan? Senjata? Maka dalam tiap hal ini kamu bisa menemukan bagian lainnya. Sebagai contoh, mahkluk mungkin mencakup monster dan hewan fantastis, dan dinosaurus, mamalia, amfibi, reptil, burung, dan semua keluarga dan spesies mereka… Ada begitu banyak untuk dipelajari!

should artist draw everything

Ketika kamu melihatnya dengan cara ini, kamu akhirnya mengerti tentang menggambar. Setelah tingkat 4 kamu harusnya bisa menggambar apapun dari acuan, namun jika kamu benar-benar ingin menciptakan, di sinilah kerja keras sebenarnya dimulai. Dan tidak ada gunanya mencoba mempelajari semuanya. Pilih sesuatu yang benar-benar menarik minatmu, mungkin sesuatu yang pertama kali menarikmu untuk menggambar. Kemudian curahkan semua semangatmu.

Spesialisasi berkerja seperti sebuah pecahan; kamu bisa melaju semakin dalam, menemukan lebih banyak cabang setiap waktunya. Dan itu tidak pernah berakhir! Kamu bisa melihat ini seperti sebuah pohon pengembangan dalam sebuah RPG—kamu bisa menginvestasikan banyak poin dalam satu keahlian, atau membagi-baginya. Itulah mengapa kamu, seorang pemula, lebih baik dalam menggambar hewan dibandingkan seorang yang ahli menggambar senjata.

Namun ada butir kebenaran dalam kepercayaan ini. Seorang seniman yang baik tidak bisa menggambar apapun yang mereka inginkan, namun mereka bisa belajar apapun yang mereka inginkan. Mereka memiliki pengalaman dalam belajar, dan mereka tahu apa yang diharapkan dan cara merencanakan pengembangan mereka. Tetap saja, lebih baik untuk tetap fokus, paling tidak hingga kamu merasa kamu cukup baik dalam kategori pilihanmu. Jangan melompat dari anatomi manusia ke latar belakang, hanya karena kamu telah melihat seniman lainnya menggambar itu. Kamu tidak diharapkan untuk menjadi baik dalam apapun yang bisa digambar!

Ketika saya mengunjungi toko buku, saya sering memeriksa semua buku “cara menggambar” untuk melihat apakah saya bisa menemukan sesuatu yang layak direkomendasikan. Ada dua jenis dari buku-buku ini: menggambar sepenuhnya demi kesenangan, dan menggambar sepenuhnya secara profesional. Jenis pertama berdasarkan pada panduan tahap demi tahap cara menggambar benda tertentu, dan mereka tidak benar-benar mengajarkan apapun. Kamu mendapatkan gambar sebagai hasil, namun hanya karena perintah dari buku tersebut. Tanpa itu kamu kebingungan.

Jenis lainnya lebih sulit. Biasanya, dalam bab pertama kita mendapatkan ceramah panjang tentang alat. Penulis menganggap bahwa jika seseorang hanya ingin menggunakan pensil, mereka akan meraih buku jenis pertama. Sehingga disini mereka berbicara panjang lebar tentang semua jenis pensil, penghapus dan jenis-jenis kertas, menambahkan informasi tentang alat-alat yang tidak kamu pahami hubungannya dengan menggambar, seperti tinta atau arang.

Kamu sedang membaca bab pertama tersebut, dengan memegang pensil HB dan penghapus murah, di depan selembar kertas printer tipis, dan kamu menjadi ragu. Itu seperti mencoba resep baru, tidak memiliki bahan apapun dan memikirkan apa penggantinya yang bisa digunakan. Itu membuatmu cukup peduli dengan hasilnya!

what tools do i need to draw

Hal sama terjadi ketika kamu melihat orang menggambar dengan tablet grafis, dan yang kamu punya adalah pensil. Mereka bisa menggunakan layer, mereka bisa membatalkan setiap kesalahan, dan mereka juga mempunyai warna. Bagaimana kamu bisa menjadi bagus hanya dengan pensil? Dan jika kamu sudah punya tablet, namun itu tidak memiliki layar bawaan (seperti Wacom Cintiq), kamu juga merasa frustrasi melihat bagaimana acaknya garis-garismu karena itu.

Saya memiliki satu jawaban menginspirasi untukmu. Lihat sketsa Leonardo da Vinci. Dia pastinya tidak memiliki tablet grafis, belum menyebutkan Cintiq! Dan kamu bisa membuat sketsa seperti ini dengan pensil apapun, atau bahkan pena! Yang perlu kamu lakukan adalah fokus pada topik yang sedang kamu pelajari, bukan alatnya. Sebuah pensil HB bisa melakukan itu, jika kamu membiarkan itu melakukan pekerjaannya.

Ada banyak teknik dalam menggambar, dan itulah mengapa ada begitu banyak alat yang bisa kamu gunakan untuk itu. Namun itu tidak berarti kamu memerlukan semuanya untuk menjadi bagus, atau tanpa itu kamu celaka. Pilih satu yang paling sederhana untukmu pada saat ini, dan kuasai itu. Setelah kamu cukup baik menggambar, mencapai tingkat 6, kamu bisa memperluas teknikmu. Namun jangan pernah beralih ke alat lainnya hanya karena belajar itu sulit!

Menggambar seringkali dilihat sebagai permainan anak kecil. Semua anak-anak menggambar pada satu titik, namun hanya yang berbakat yang terus melakukan ini ketika tumbuh. Jika kamu setuju dengan ini, itu mungkin sulit bagimu untuk memulai pada usia 20, belum menyebutkan 40 atau 60. Namun itu tidak menghentikanmu dari bermimpi tentang itu!

Saya punya kabar bagus untukmu. Bahkan seorang anak berbakat tidak akan pernah lebih baik daripada orang dewasa yang belajar menggambar secara sadar dan aktif. Sekali lagi, lihat daftar tingkatan. Empat tingkat pertama memerlukan latihan sedikit atau tanpa sadar. Dan inilah cara anak-anak menggambar—mereka hanya melakukan itu. Namun ketika seorang anak berbakat, alih-alih mencapai tingkat 5 dan 6, memulai permainan tebakan yaitu pembelajaran bawah sadar yang berkelanjutan. Tidak mungkin anak seperti itu akan lebih baik daripada seseorang yang menyadari bahwa menggambar harus dipelajari!

Ya, pada awalnya kamu mungkin perlu mengimbangi anak-anak ini dalam hal beberapa tingkat awal. Kamu mungkin telah lupa banyak keahlian manual, dan mungkin kamu bahkan perlu menyesuaikan diri lagi dalam memegang pensil. Namun itu tidak berarti bahwa kamu tidak bisa melakukan itu! Itu tidak berbeda dengan belajar memainkan sebuah instrumen—mengapa itu terlambat bagimu? Karena itu sulit? Memang itu diharapkan sulit!

Menggambar bukanlah keahlian khusus yang bisa kamu kembangkan hanya sebagai seorang anak kecil. Menggambar dikaitkan dengan usia muda, karena anak muda memiliki lebih sedikit tugas dan lebih banyak waktu untuk melakukan sesuatu untuk kesenangan. Ketika kamu semakin tua, kamu semakin kritis terhadap hasilmu, jadi menggambar sudah tidak terasa menyenangkan. Kamu mungkin buruk dalam banyak hal, seperti basket atau video game, dan tetap menikmati memainkannya dengan teman-teman, namun menggambar tampaknya kehilangan nilainya ketika itu tidak mengesankan.

am i too old to start drawing
“Bahkan anak-anak lebih baik daripada saya!” membuat frustrasi hanya ketika kamu berpikir bahwa setiap anak-anak bisa melakukannya adalah mudah

Dengan menjadi dewasa, kamu menyadari dua jenis gambar orang: anak-anak dan dewasa berbakat. Kamu bukan salah satunya, jadi kamu tanpa harapan. Namun kamu berhenti menggambar, karena kamu berhenti bertumbuh, dan kamu berhenti bertumbuh, karena kamu tidak tahu bahwa setiap beberapa titik menggambar harus dipelajari, bukan hanya dilanjutkan. Sekarang kamu tahu itu, jadi mengapa kamu tidak kembali menggambar?

Jika kamu belum berlatih selama tahun-tahun ini. keahlian menggambarmu berada pada tingkat anak-anak ketika kamu berhenti, atau bahkan lebih rendah. Dan tidak ada yang salah dengan itu! Kamu adalah seorang pemula, jadi normal kalau kamu payah. Kamu merasa buruk hanya karena kebanggaan dan ambisimu; kamu harus melupakan tentang itu dan mulai belajar, seperti yang kamu pelajari dalam keahlian lainnya. Ini bukan sekolah lagi—lebih tua tidak berarti lebih ahli, jadi tidak ada yang perlu menjadi malu!

Keberatan lainnya disini mungkin kurangnya waktu. Sekarang kamu memiliki lebih banyak tugas daripada sekolah dan pekerjaan rumah, sehingga kamu tidak bisa menghabiskan waktu yang sama untuk menggambar seperti anak kecil. Saya tidak bisa mengetahui situasimu, namun biasanya itu adalah masalah prioritas. Jika ada hal lainnya yang suka kamu kerjakan, seperti menonton TV atau memainkan video game, dan kamu menemukan waktu untuk itu, namun tidak untuk menggambar, itu hanya berarti kamu memberikan prioritas terlalu rendah untuk menggambar.

Jadi bukan “Saya harap saya punya waktu untuk berlatih menggambar”, namun “Saya harap bahwa menggambar lebih penting bagi saya daripada hobi lainnya untuk saya luangkan waktu”. Tetap saja, tidak ada yang salah dengan itu. Kamu hanya perlu menerima bahwa kamu bisa lebih baik dalam menggambar, dan itu pilihanmu sendiri kalau kamu tidak bisa. Jangan menyalahkan hidupmu yang sibuk, dan jangan juga usia atau kurangnya bakat.

Ini adalah kesalahpahaman umum tentang definisi menggambar. Kita bisa melihat perbedaan yang jelas antara menggambar dan mematung, namun ketika mengenai seni “datar” pada selembar kertas, kita cenderung mengira itu adalah hasil dari satu keahlian.

Menggambar dan melukis tidaklah sama. Jika kamu menganggap dirimu sendiri berbakat/ahli dalam menggambar, dan setelah beralih ke seni digital kamu tidak bisa menggunakan warna dengan benar, itu tidak berarti kamu jelek dalam menggambar. Kamu memasuki area lainnya, dan terlepas dari tahun-tahun pengalaman dan sketsa indah, kamu sekarang adalah seorang pemula lagi—seorang pemula dalam melukis.

Beberapa keahlian dalam menggambar dan melukis saling menimpa; itu adalah keahlian “kreasi” yang juga berlaku dalam mematung. Yang lainnya berhubungan erat dengan bidangnya sendiri: sebagai contoh, presisi lebih penting dalam menggambar daripada dalam melukis. Tidak benar bahwa seseorang menyebut diri mereka seniman bisa membuat apapun dalam medium apapun.

drawing is painting difference

Jika kamu mengira “Saya harap saya bisa menggambar seperti dia” ketika melihat sebuah lukisan, itu sama seperti kamu berpikir “Saya berharap saya bisa memasak seperti dia” ketika mengamati seorang penjual manisan. Dia mungkin bagus dalam memasak, namun kamu tidak bisa mengetahui hal ini!

Menggambar didasarkan pada garis-garis; pendek atau panjang, tipis atau tebal, namun mereka selalu berupa garis. Terkadang kamu bisa memadukannya dengan menggunakan cotton bud, namun biasanya kamu akan perlu membuat paduan secara manual, dengan metode seperti menggaris silang. Dan inilah yang kamu harus harapkan ketika belajar cara menggambar.

Ini sangat penting bagi seniman digital, karena dalam Photoshop atau software lainnya yang digunakan untuk tujuan ini, menggambar dan melukis melebur menjadi satu. Kamu perlu berhati-hati ketika mencari tutorial, karena beberapa di antaranya mengacu ke kedua keahlian ini pada waktu yang sama, yang mungkin sangat membingungkan bagi pemula.

Ketika belajar cara menggambar, paling baik untuk mengabaikan permasalahan warna. Sketsamu tidak memerlukannya agar tampak menakjubkan, jadi fokuskan pada membuatnya tampak demikian. Pencahayaan, pada sisi lainnya, adalah sesuatu yang bisa kamu gunakan ketika melangkah lebih maju. Namun aturan umumnya adalah: jangan melangkah terlalu cepat, dan pastikan kamu telah menguasai satu keahlian sebelum mencoba yang lainnya.

Kesalahpahaman terbesar tentang menggambar, yang menurun ke lainnya, adalah bahwa itu mudah. Begitu mudah sehingga anak-anak bisa melakukan itu, dan jika kamu tidak bisa, maka kamu tidak cukup berbakat. Setelah kamu membebaskan dirimu dari cara berpikir tersebut dan mulai memperlakukan menggambar seperti keahlian lainnya, kamu akhirnya akan membuat kemajuan. Tidak peduli jauh perjalanan di depanmu, kamu bisa melangkah dengan mantap!

Layak juga disebutkan bahwa kamu tidak memiliki kewajiban apapun untuk menggambar dengan baik. Kamu mungkin tidak pernah menjadi seniman terkenal, atau bahkan seniman yang bagus, namun itu tidak berarti kamu gagal. Belajar cara menggambar adalah hadiah tersendiri—selama kamu menikmati itu, tujuan akhir tidak penting. Jika itu tidak meyakinkanmu, pikirkan saja bahwa kamu sudah lebih baik daripada orang-orang yang terlalu takut untuk belajar. Jangan biarkan ambisimu menghentikanmu dari menjadi seorang pemula!

 

 

 

 

 

 

 

 

sumber : design.tusplus.com

Share this
Tags

Must-read

Mantaflow Creating Fire

Menciptakan efek api? Mudah dengan Mantaflow! https://www.youtube.com/watch?v=lR9vjaYzeYQ
spot_img

Recent articles

More like this