Keren Banget, Pemenang Lomba Ini Menggambar Dengan Handphone dan Jari!

on

|

views

and

comments

Kabar yang mengejutkan datang dari dunia manga Jepang loh. Bahkan berita yang mimin bawa kali ini bisa banget jadi inspirasi kalian yang bercita-cita pengan jadi mangaka. Berita ini datang dari pemenang kompetisi shonen jump. Yang pastinya bakal bikin kalian melongo dalam sekejab ? Kok bisa? baca sampai habis yaa…

Fenomena novel yang ditulis dengan hp (Keitai Shousetsu) semakin marak dan sangat booming di Jepang pada era 2000-an. Kini, trend tersebut tak hanya terbatas untuk novel atau pekerjaan secara tertulis saja. Bahkan kini beberapa artist juga hanya menggunakan smartphone mereka untuk menggambar manga loh. Menarik sekali bukan.

Shuu Atsumori seorang yang bisa menciptakan suatu karya dahsyat hanya dengan menggunakan smartphone dan dengan jari-jari nya untuk menggambar menggantikan stylus. Cowok usia 20 tahun ini merupakan pencipta dari manga “Anata ga Koi to Iu no nara” yang memenangkan kompetisi manga di tahun 2016. Departement editorial dari majalah manga yang memilih pemenang dari kompetisi tersebut tidak tahu menahu tentang Atsumori yang menggambar manganya hanya dengan smartphone.

Para tim mengetahui hal itu setelah, editor Atsumori di Weekly Shonen Jump, Yuuta Momiyama. Mengetahui bahwa, manga buatan Atsumori digambar hanya menggunakan smartphone, dan kamu tahu sang editor bahkan terkejut mengetahui fakta itu! Hooooaaahhh… Tak berhenti sampai disitu sang editor kembali terkejut ketika Atsumori mengatakan bahwa dirinya menggunakan jari ketika menggambar manga. Momiyama sang editor mengatakan jika ia pernah mendapati seseorang menggambar manga menggunakan tablet dengan stylus, tetapi dia tidak pernah menduga bahwa ada seseorang yang membuat manga HANYA DENGAN JARI DAN SMARTPHONE. Gileee…

Shonen Jump

Chapter pertama sebanyak 28 halaman dari Anata ga Koi to Iu no nara berhasil debut di website majalah shonen Jump Rookie  pada Agustus. Manga ini menceritakan kisah cinta komedi romantis antara pemuda dan pemudi yang terjadi di sekolah. Detail dalam manga, expresi wajah dan background semuanya asli dibuat di ponsel.

Atsumori mengatakan jika ketika kecil ia tidak ingat pernah membaca manga, tetapi ia mulai untuk menggambar manga setelah melihat Bakuman. Bakuman merupakan anime yang menceritakan seorang pembuat manga amatir yang masih duduk dibangku sekolah. Bakuman juga merupakan anime hasil adaptasi dari manga dengan judul sama karya  kolaborasi Tsugumi Ohba dan Takeshi Ohbata. Atsumori membandingkan keinginannya tersebut dengan keinginannya untuk bermain bola setelah melihat anime sepak bola Captain Tsubasa. Yah siapaun yang melihat Captai Tsubasa dulu pasti ingin juga untuk bisa main bola selihai sang kapten.

Ia kemudian dengan tulus mulai menggambar semenjak masuk SMA. Walaupun ia memulai menggambar dengan kertas dan pen, ia lalu mulai menggambar dengan ponselnya setelah temannya di klub seni mengatakan padanya banyak orang yang menggambar dengan smartphone. Temannya itu menggunakan aplikasi ibisPaint. Atsumori juga mengatakan “Memang enak menggambar menggunakan pen, tetapi banyak anak yang menggambar dengan tangan mereka.”

Atsumori sempat kesulitan ketika pertama kali menggambar menggunakan smartphone dan sang ibu lalu membelikannya Wacom Intuos pen tablet untuk ia menggambar. Keluarga nya juga memberikan fasilitas pada Atsumori berupa komputer sehingga ia dapat sedikit menghabiskan waktunya untuk menggambar manga. Dia menggambar beberapa halaman dengan Intuos tetapi alat tersebut lama kelamaan mulai berdebu. Sehingga Atsumori kembali menggunakan pen dan kertas untuk mengambar manga selama SMA.

Ketika Atsumori mulai memasuki Prep School setelah lulus dari SMA. Ia kembali menggambar manga dengan smartphone. Dia menemukan bebrapa manga creator di majalah mingguan Shonen Jump yang memendapatkan penghargaan di usiannya yang masih 19 tahun.

Sebagai seorang siswa yang tidak menyukai belajar dan gagal dalam ujian masuk universitas, Atsumori menggunakan smartphonenya untuk menggambar manga di kamarnya. Walaupun frustasi, dia memutuskan untuk memeberikan cara baru untuk para manga kreator. Dia menghabiskan waktu 2 bulan untuk menggambar mangga dan menjadi orang pertama yang mengirimkkan manga buatannya dari smartphone ke kompetisi yang diselenggarakan oleh penerbit utama.

Walaupun kini Atsumori tidak lagi menggambar managa dengan smartphone, iphonenya masih memili aplikasi MediBang Paint yang terinstall. Dia masih bisa menggunakan software tersebut untuk bagian dari proses pembuatan manganya.

Atsumori tidak bisa memastikan berapa lama waktu yang ia gunakan untuk menggambar manga. Meskipun demikian ia terkadang menghabiskan sekitar 3 atau 4 jam per harinya untuk menggambar panel. Dia juga menjelaskan bahwa hal yang paling sulit ketika menggambar manga dengan smartphone adalah ketika menggambar garis lurus. Sementara itu manfaat dari menggambar dengan smartphone adalah orang-orang bisa melanjutkan pekerjaannya dimana saja.

Sang rookie manga kreator telah pensiun sebagai cell phone manga artist, tetapi dia tetap untuk melanjutkan menggambar manga. Kini ia menggunakan laptop, tablet dan software Clip studio paint. Atsumori mengatakan bahwa dengan itu ia bisa bekerja dengan lebih cepat sekarang.

Nah kisah Atsumori ini bisa jadi inspirasi menarik nih. Kamu yang berambisi untuk bikin manga bisa tuh coba pakai cara ini!

 

 

 

 

 

 

 

 

sumber : akibanation.com

Share this
Tags

Must-read

Mantaflow Creating Fire

Menciptakan efek api? Mudah dengan Mantaflow! https://www.youtube.com/watch?v=lR9vjaYzeYQ
spot_img

Recent articles

More like this