Di artikel ini saya akan memaparkan penjelasan Nasim Mansurov tersebut secara rinci, lengkap dengan sampel hasil uji. Silahkan duduk manis dan simak pembahasan ini sampai selesai!!
Apa Itu Distorsi Wajah?
Sebelumnya, mari kita cari tau seperti apa itu yang dimaksud dengan distorsi wajah. Jangan hanya karena itu mengandung unsur kata “distorsi”, sehingga Anda mengira arti “distorsi wajah” di sini sama seperti hasi gambar dari lensa wide-angle yang memiliki distorsi optik, “keduanya tidaklah sama“.
Jadi, pemahaman pertama yang perlu Anda ingat bahwa distorsi wajah adalah hasil dari distorsi perspektif, yaitu fenomena yang terjadi karena subjek terlalu dekat ke kamera.
Sebagai contoh distorsi perspektif, perhatikan gambar di bawah ini dan lihat apa yang terjadi pada wajah subjek yang diambil menggunakan lensa dengan focal length pendek dari jarak yang dekat.
Kita bisa melihat bahwa pada foto pertama (sebelah kiri) subjek terlalu dekat dengan kamera, sehingga “jarak” benar-benar mendistorsi wajahnya yang membentang di frame. Sedangkan pada foto kedua (sebelah kanan) kamera dipindahkan jauh dari jarak subjek sehingga distorsi pada wajah sangat sedikit. Namun, karena tingginya sorotan kamera yang sepertinya sedikit tinggi dari kepala subjek, dan difoto dalam posisi potrait (vertikal), sehingga menyebabkan bahu subjek terlihat sangat tidak proporsional dan meruncing sampai ke bawah. Kasus pada gambar kedua ini telah saya ulas pada artikel mengenai macam-macam sudut pengambilan gambar (angle), lebih khususnya pada angle high-level.
Distorsi Optik Pada Lensa
Distorsi lensa bisa juga disebut sebagai “distorsi optik“. Dan dalam artikel ini saya hanya menampilkan satu distorsi saja yaitu distorsi barrel. Masih ada distorsi lainnya dan Anda bisa melihatnya di artikel ini.
Distorsi optik ini tidak ada hubungannya dengan distorsi perspektif seperti kasus “wajah subjek” di atas. Kebanyakan lensa memang mengidap beberapa jenis distorsi optik, tetapi pelaku tertentu adalah lensa wide-angle atau sudut lebar, yang menimbulkan sebuah distorsi “barrel” pada gambar. Perhatikan gambar ilustrasi distorsi barrel di bawah ini:
Dengan melihat efek distorsi barrel di atas, hal ini bisa dengan mudah mempengaruhi seseorang untuk menganggap bahwa distorsi wajah disebabkan oleh distorsi barrel. Karena efeknya mirip dengan sampel gambar wajah subjek di atas.
Menurut Nasim Mansurov, hal itu tidak akan terjadi. Bahkan lensa yang memiliki distorsi barrel terburuk sekalipun, tidak akan bisa mendistorsi subjek selama subjek tersebut dijauhkan dari kamera.
Apakah ini artinya bahwa distorsi optik benar-benar tidak memainkan peran dalam mendistorsi subjek?
Dan jawaban Nasim adalah tidak, itu pasti tidak!! Jika Anda menggunakan dua buah lensa dengan focal length yang sama tapi memiliki karakteristik distorsi yang berbeda, maka lensa yang memliki kadar distorsi yang tinggi pasti akan membuat subjek terlihat lebih terdistorsi. Namun, efek distorsi tersebut akan sedikit berkurang ketika Anda memotret subjek dengan jarak yang sangat dekat (seperti big close-up atau extreme close-up).
Dan satu hal perlu Anda catat, pada jarak subjek yang sangat dekat, efek distorsi perspektif jauh lebih besar daripada efek distorsi optik. Sebagai contoh, lensa Nikon 50mm f/1.4G memiliki distorsi barrel sekitar 1,4%, yang dapat dengan mudah dilihat saat memotret apa saja dengan garis horizontal lurus, contohnya:
Distorsi barrel pada lensa Nikon 50mm ini mungkin tidak menunjukan distorsi apa-apa pada subjek dalam gambar di atas. Namun, jika subjek ditempatkan pada jarak yang sangat dekat seperti wajah seseorang, Anda akan melihat dua efek pada saat yang bersamaan yaitu distorsi perspektif dan distorsi optik. Dan keduanya akan membuat subjek terlihat tidak proporsional.
Eksperimen Terhadap Focal length
Mari kita kembali pada inti pembahasan yaitu membuktikan pengaruh focal length terhadap distorsi menurut pendapat Nasim Mansurov. Saya akan menampilkan hasil percobaan dari Nasim untuk kasus ini. Dan Anda juga bisa ikut melakukan percobaan di rumah.
Coba instrusikan seseorang sebagai subjek untuk berdiri di tempat yang sama, lalu ambil gambar subjek sebanyak 2x menggunakan lensa zoom dengan focal length yang berbeda. Perhatikan masing-masing hasilnya, Anda akan melihat perspektif pada subjek dari kedua foto akan tetap sama. Sebagai contoh, perhatikan foto perbandingan di bawah ini:
Pada kedua foto di atas, subjek berdiri di tempat yang sama, kemudian difoto dari sudut pengambilan yang sama pula menggunakan lensa zoom dengan focal length yang berbeda. Foto pertama menggunakan focal length 24mm, sedangkan foto kedua menggunakan focal length 50mm. Bila sekilas dilihat, mungkin Anda mengira subjek pada foto pertama terlihat lebih “ramping” daripada ukuran tubuh subjek pada foto kedua. Apakah benar ukuran tubuh subjek berbeda pada kedua foto di atas? Untuk membuktikan itu, maka kita akan menyamakan bidang pandang kedua foto dengan mengcrop foto pertama, dan hasilnya seperti di bawah ini:
Perhatikan perbandingan kedua foto di atas setelah disamakan. Tidak ada perbedaan antara kedua subjek baik itu bagian wajah maupun tubuh, meskipun keduanya diambil menggunakan focal length yang berbeda. Ini membuktikan bahwa memang distorsi pada wajah tidak dipengaruhi oleh focal length.
Untuk menguatkan pernyataan tersebut, Nasim telah merilis sebuah video eksperimen mengenai masalah ini. Silahkan Anda lihat videonya di bawah ini:
Dalam video di atas menunjukkan jika pada jarak yang tepat, wajah model terlihat normal. Tapi setelah kamera mendekati model, maka perlahan terjadi efek distorsi perspektif pada wajah subjek. Berikut contoh dalam bentuk foto untuk model yang sama, diambil menggunakan focal length 35mm pada dua jarak yang berbeda:
Perhatikan perbedaan kedua foto di atas. Foto pertama masih terlihat normal, sedangkan foto ke dua telah mengalami perubahan pada wajah yang menjadi sedikit menyempit, tapi hidung dan mata malah sedikit membesar. Artinya gambar ke dua benar-benar tidak proporsional lagi.
Anda harus berhati-hati menarik kesimpulan dari pernyataan Nasim yang mengatakan bahwa wajah yang distorsi tidak ada hubungannya dengan focal length dan distorsi optik. Saya akan menjelaskan garis besarnya. Maksud Nasim adalah wajah seseorng tetap akan terdistorsi meskipun bukan menggunakan lensa yang memiliki distorsi optik ataupun menggunakan focal length pendek. Sekalipun Anda menggunakan lensa yang normal distorsi dengan focal length yang panjang, namun jika jarak subjek dengan kamera sangat dekat, maka wajah subjek tetap akan terdistorsi. Jadi kesimpulannya: yang mempengaruhi distorsi pada wajah seseorang sesungguhnya adalah “jarak”, menurut Nasim Mansurov.