Apa Itu Lensa Zoom?
Sederhananya bahwa lensa zoom itu adalah lensa yang memiliki rentang focal length, contohnya seperti kit 18-55mm. Pada lensa zoom semisal kit 18-55mm, Anda bisa memilih focal length berapa saja mulai dari focal terendah 18mm hingga ke batas focal 55mm. Sedangkan maksud “zoom” di sini artinya Anda bisa melakukan pembesaran (zooming) dari focal terendah sampai ke focal terpanjang. Karena adegan (apa yang Anda foto) yang terlihat dari focal 18mm akan berbeda jika terlihat di focal 55mm, yang mana semakin naik focal length maka adegan semakin terlihat dekat. Itulah fungsi yang dibutuhkan dari lensa zoom, yang bisa membantu kita menjangkau subjek yang jauh tanpa harus bergerak maju mendekatinya.
Masih kaitannya dengan lensa zoom, bahwa ketika Anda mengunci subjek agar fokus di focal length tertentu, lalu apabila Anda merubah focal length atau melakukan zooming, maka fokus tidak berlaku lagi dan perlu dilakukan penyusuain fokus kembali (refocusing). Ini sebenarnya materi basic yang sudah umum diketahui oleh banyak pemula. Tapi masih banyak fotografer yang tidak mengetahui bahwa mekanisme fokus yang saya sebutkan di atas tidak selalunya berlaku sama pada semua lensa zoom. Mengapa? Inilah yang akan coba saya jelaskan pada Anda semua. Oleh sebab itu, Anda harus tahu kalau lensa zoom ini dibagi lagi menjadi dua jenis berdasarkan mekanisme fokus yaitu lensa zoom “Parfocal” dan “Varifocal“.
Lensa Zoom Parfocal
Lensa zoom parfocal adalah lensa yang menggunakan mekanisme fokus “tetap / tidak berubah” sekalipun Anda merubah focal length atau melakukan zooming. Meskipun memiliki keunggulan fokus yang tidak berubah, namun pernah ditemukan ada kesalahan fokus, tapi itu sangat kecil dan dianggap “tidak signifikan”. Keunggulannya sudah bisa Anda analisa sendiri, bahwa ketika Anda merubah focal length pada lensa zoom parfocal, maka fokus yang telah Anda atur sebelumnya tetap berlaku dan tidak lagi memerlukan refocusing. Artinya ini memudahkan fotografer saat melakukan fokus pada subjek bergerak.
Dalam cinematography, lensa zoom yang digunakan untuk pembuatan film harus memiliki kemampuan parfocal agar lebih praktis dalam penggunaan. Karena dalam pembuatan film, hampir mustahil untuk bisa fokus dengan benar ketika menggunakan mekanisme fokus yang selalu perlu penyusuaian saat focal length berubah. Hal itu bisa saja dimungkinkan secara teoritis hanya jika kamera dan subjek diam / tidak bergerak. Itu bila urusannya dengan cinematography, namun beda lagi dengan fotografi, yang mana parfocal maupun non-parfocal bukanlah hal yang serius. Meskipun demikian, tidak dipungkiri kalau lensa zoom parfocal lebih memudahkan dalam praktek fotografi.
Apakah Anda pernah melihat teknik fotografi “Zoom Blur“? Untuk teknik seperti itu idealnya menggunakan lensa zoom jenis parfocal.
Lensa Zoom Varifocal
Definisi lensa varifocal (bisa di sebut juga non-parfocal) adalah kebalikan dari lensa parfocal di atas. Inilah jenis lensa zoom yang saya bicarakan di awal artikel ini, yang mana jika Anda merubah focal length, maka fokus yang telah diatur sebelumnya tidak berlaku lagi, sehingga Anda harus melakukan refocusing.
Merakit sebuah lensa zoom varifocal lebih mudah ketimbang merakit lensa parfocal. Dalam hal ini, para desainer lensa mendapat banyak keluasan dalam mengambil keputusan yang sifatnya “trade-off” terkait desain optik, meliputi rentang focal length, aperture maksimal, ukuran, berat, sampai biaya produksi. Intinya membangun lensa parfocal itu rumit, karena tidak mudah membuat sebuah mesin fokus yang tetap konsisten pada focal length yang berubah-ubah.
Tapi menurut pendapat pribadi saya, perbedaan parfocal dan varifocal bukan lagi hal yang serius. Mengapa? Karena rata-rata DSLR saat ini sudah dilengkapi AF Mode yang bisa secara otomatis melakukan refocusing (metode tracking focus) ketika subjek yang dikunci berubah posisi atau ketika kita merubah focal length / zooming, dan itu bisa dilakukan pada lensa zoom varifocal. Jadi bagi saya pribadi, ketimbang “fokus tetap”, lensa “aperture tetap” lebih membawa perbedaan signifikan ketimbang masalah parfocal dan varifocal ini. Lain waktu saya akan menulis mengenai lensa aperture tetap (konstant) pada lensa zoom.
Sekali lagi itu hanya pendapat saya, dan tidak dipungkiri ada kelebihan dari jenis parfocal yang tetap saja dibutuhkan, seperti kinerja “fokus infinity” yang lebih fleksibel pada lensa parfocal, kemudian kemampuan parfocal yang dibutuhkan dalam pembuatan film bahkan untuk keperluan mikroskop dan teleskop.
Sekarang Anda sudah tahu perbedaan antara parfocal dan varifocal. Saya sengaja menulis pembahasan ini karena dalam ulasan lensa saya banyak menyebutkan kedua istilah tersebut, sehingga sebagai pembaca Anda tidak bingung lagi dengan arti parfocal maupun varifocal.
Semoga bermanfaat!!