Seniman Inggris misterius, Banksy, telah merusak lukisannya sendiri setelah terjual lebih dari 1 juta poundsterling dalam acara lelang di London, Jumat (5/10). Siapakah sosok Banksy?
Banksy adalah penggambar grafiti, pelukis, pembuat film sekaligus aktivis yang pernah menjadi salah satu dari 100 tokoh paling berpengaruh versi Time pada 2010. Kebanyakan penggemar karyanya tak begitu peduli dengan kemisteriusan identitas dan juga wajahnya.
Kendati demikian, Banksy dihormati karena “pemboman” atau pembuatan grafiti ilegal di dinding-dinding Bristol, Inggris, sejak 1990-an hingga karyanya di rumah-rumah pelelangan di Amerika dan Inggris.
Karyanya tak hanya di dinding tetapi juga dituangkan di atas kanvas, berbentuk patung konseptual, bahkan film berjudul “Exit Through the Gift Shop” yang menjadi nominasi untuk Academy Awards.
Karyanya dilindungi oleh Pest Patrol, organisasi khusus yang dibentuk Banksy. Banksy selalu mengendalikan narasinya sendiri. Wawancara tatap muka terakhirnya dengan media terjadi pada tahun 2003.

Meski berlindung di balik identitas tersembunyi, dia mendukung hubungan langsung antara seorang seniman dan penikmat karya-karyanya.
“Ada pemirsa baru di luar sana, dan tidak pernah mudah menjual [seni]. Anda tidak harus pergi ke perguruan tinggi, membuat portofolio, mengirimkan transparansi ke galeri yang sombong atau tidur dengan seseorang yang kuat, yang Anda butuhkan sekarang hanyalah ide dan koneksi yang sangat luas. Ini pertama kalinya dunia seni borjuis menjadi milik rakyat. Kita harus membuatnya berarti,” paparnya dilansir dari Smithsonianmag.com, Minggu (7/10).
Awal mula
Distrik Barton Hill pada 1980-an bisa jadi adalah bagian paling mengerikan dari Bristol. Kota itu sangat ‘putih.’ Ketika tiba di kota itu, Banksy memulai “penyerangan” pertamanya dengan gugup. Dia masih menggunakan cat untuk membuat grafiti.
“Ayah saya dipukuli di sana saat masih anak-anak,” katanya kepada sesama seniman grafiti dan penulis Felix Braun.
Pada awalnya dia mencatut nama-nama seniman lain saat itu untuk ditulis di bawah grafitinya. Akhirnya nama itu segera berevolusi menjadi Banksy yang dinilainya terdengar lebih baik dari nama “perampok” bank, lebih mudah diingat dan lebih mudah untuk ditulis di dinding.
Pendekatan seninya menggunakan stensil atau cetakan ini berawal saat usianya 18 tahun. Dia dan sekelompok temannya berlarian karena Polisi Transportasi Inggris muncul saat mereka akan membuat grafiti di kereta.

“Teman-teman saya yang lain berhasil masuk ke mobil dan menghilang jadi aku menghabiskan lebih dari satu jam bersembunyi di bawah truk yang oli mesinnya bocor,” kenangnya.
“Ketika saya berbaring di sana mendengarkan polisi di atas rel, saya menyadari saya harus mempercepat pembuatan lukisan atau menyerah saja membuat grafiti.”
“Saya menatap lurus ke arah plat stensil di bagian bawah tangki bahan bakar ketika saya menyadari bahwa saya dapat menyalin gaya itu dan membuat setiap huruf setinggi tiga kaki,” lanjutnya.
Setelahnya, dia mengaku memulai gambar dengan stensil. Menurut dia semua grafiti hanya memiliki sedikit perbedaan, tetapi stensil memiliki sejarah yang lebih panjang.
“Stensil telah digunakan untuk memulai revolusi dan menghentikan perang,” pungkasnya.