Belum Punya Portofolio? Yuk Baca!

on

|

views

and

comments

Hari gini anak desain buta sama portofolio? Kalau kamu masih beranggapan menyusun portofolio itu cuman kegiatan iseng doang, maka mulai saat ini kamu mesti berfikir ulang buat beranggapan seperti itu. Portofolio desain, buat anak desain, anak dkv, ataupun desainer grafis profesional manapun, bisa dianggap sebagai senjata pamungkas yang harus dipersiapkan secara matang.

Jika kamu belum lulus, atau masih berstatus mahasiswa, alangkah baiknya mesti dipersiapkan mulai dari sekarang portofolio desain kamu. Percaya apa enggak, portofolio desain kamu akan terasa seperti malaikat penolongmu sesudah lulus dari dunia perkuliahan. Dunia dimana semua skill dan sikap kamu akan di tes apakah berguna bagi diri kamu nantinya, itulah dunia sebenarnya.

Pada intinya, portofolio merupakan kumpulan hasil karya kamu. Walaupun banyak sekali jenis portofolio sesuai dengan bidang pekerjaan yang diminati. Kondisi saat ini emang sudah ada banyak sekali cara untuk menunjukkan karya atau hasil latihan kamu, entah itu lewat media sosial seperti Instagram ataupun Pinterest,

Salah satu kegunaan paling utama dari portofolio di dunia kerja adalah sebagai materi yang dapat mempertimbangkan kamu akan dipanggil untuk interview atau gabung ke sebuah perusahaan atau tidak. Jadi biasanya portofolio akan menggambarkan seberapa “tinggi” skill seseorang. Atau portofolio bisa disebut juga sebagai media “jualan skill” kamu kepada perusahaan tempat kamu mengirimkan lamaran.
Selain jenjang pendidikan, di industri kreatif hal yang terpenting lainnya adalah portofolio. Ia ibarat wajah dari seorang desainer grafis yang dapat merepresentasikan gaya, skill dan keterampilannya di bidang desain. Calon klien kemungkinan besar tidak menanyakan berapa IPK kamu selama kuliah, tapi melihat apakah portofolio desain kamu sesuai standar yang mereka inginkan atau tidak.
Tapi, bagaimana caranya seorang calon desainer grafis memiliki portfolio desain yang menarik, bagus apabila ia belum pernah menangani real project dari klien sama sekali? Simak beberapa panduan berikut yang dapat membantu kamu buat mulai merancang portofolio desainmu sendiri.

Desain Fiktif

Meski yang dikerjakan adalah proyek fiktif, tapi hasil desain yang kamu buat nyata kan? Karena itulah, sah-sah saja untuk menampilkan desain fiktif kamu pada portfolio desain. Misalnya, proyek-proyek yang ditugaskan semasa kuliah, atau hasil retouch logo atau companyprofile perusahaan yang kamu buat. Tak masalah meski proyeknya fiktif, yang ingin dilihat klien adalah cerminan seberapa kreatif kamu dari desain-desain tersebut.

Proyek Pribadi

Sebelum kamu memutuskan untuk bekerja atau membuat studio desainmu sendiri, mungkin kamu pernah membuat beberapa desain untuk dirimu sendiri atau orang-orang di sekitarmu. Misalnya desain kartu nama temenmu, desain logo untuk bisnis kecil-kecilan kamu dan temanmu, desain event komunitas atau organisasi kamu dan sebagainya. Desain-desain tersebut bisa kamu masukkan ke portfolio desainmu.

Hasil Latihan Software

Sebelum mahir menggunakan software tertentu, kamu pasti latihan terlebih dahulu dengan mencoba-coba sendiri atau mengikuti suatu tutorial tertentu kan? Nah, hasil jadi uji coba kamu itu juga bisa kamu tambahkan ke dalam portfolio desain kamu lho… Tapi tetap selektif yaa! Pilih yang terbaik dari yang terbaik, jangan sampai hasil coba-coba kamu tersebut malah merusak image bagus dari karya-karya yang lain dalam portofolio kamu.
Menyadari portofolio desain adalah senjata utama seorang desainer grafis buat bersaing di dunia industri. So, yuk kita mulai nyicil merapikan dan merancang portofolio sambil menunggu panggilan interview. Ingat yaa, dokumentasikan setiap progres yang kamu lalui mulai dari sekarang.

sumber: dkvbanget.com

Share this
Tags

Must-read

Mantaflow Creating Fire

Menciptakan efek api? Mudah dengan Mantaflow! https://www.youtube.com/watch?v=lR9vjaYzeYQ
spot_img

Recent articles

More like this