Mengenal Wassily Kandinsky Bapak Seni Abstrak Dunia

on

|

views

and

comments

Apa yang ada di kepala Anda ketika melihat lukisan abstrak? Bingung, ruwet, gembira, atau merasakan sesuatu hal yang tidak dapat dipahami hingga tanpa sadar menceletuk, ”Ini maksudnya apa?”

Beralih sejenak dari pertanyaan itu, sepertinya kita perlu mengenal sejenak bapak seni abstrak dunia, Wassily Kandinsky, untuk mengetahui ihwal seni non-representasional ini dalam sejarah seni rupa modern.

Tokoh kita ini meninggal 13 Desember 1944, atau tepat hari ini 75 tahun yang lalu. Selama hidupnya ia hanya mengenyam pendidikan hukum dan ekonomi, namun berhasil memberikan kontribusi bagi pemahaman teori seni rupa modern dunia.

Terpukau Warna

Wassily Wassilyevich Kandinsky lahir di Moskow, Rusia pada 16 Desember 1866. Ayahnya adalah seorang pedagang teh yang cukup kaya dan terpandang di kota tersebut. Ketika ia berusia lima tahun, sang ayah memindahkan keluarganya ke Odessa, Rusia. 

Foto: Istimewa

Di masa-masa inilah ketertarikannya terhadap spektrum warna mulai terlihat dan memberikan perspektif baru dalam pemikirannya yang masih kanak-kanak. Ia pun mulai sering menggambar, menulis puisi atau memainkan piano dan cello untuk mengekang hasratnya yang besar terhadap corak.

Worldbiography menulis, hal ini sebenarnya imbas dari keluarganya yang gemar bepergian ke luar kota dan negara yang akhirnya membuat mata kecil Kandinsky dapat merekam kota-kota Italia seperti Venesia, Roma dan Florence atau gedung-gedung yang mengesankan seperti Kremlin.

Setelah menempuh pendidikan di Odessa, ia melanjutkan kuliah di Universitas Moskow dengan mengambil jurusan hukum dan ekonomi. Ketika ia masih kuliah, pada suatu ketika bersama timnya mendapat tugas untuk mempelajari kehidupan orang-orang di distrik Vologda di Rusia barat laut. 

Foto: Istimewa

Di sini ia sangat terkesan dengan kesenian rakyat desa tersebut, di mana penduduk setempat telah mendekorasi rumah dan interior mereka dengan sangat apik sehingga membuat Kandinsky kembali terkesima terhadap arsitek bangunan dan warna.

Setelah bertahun-tahun, berkat kesuksesan pada profesi yang digelutinya, ia lalu ditawari pekerjaan sebagai profesor dan kepala bidang studi Hukum Roma di Universitas Dorpat. Meski demikian, karena tidak betah, ia akhirnya memilih keluar untuk menjadi seniman dan mulai mempelajari seni lukis (life-drawing, sketsa dan mempelajari anatomi) pada usia 30 tahun.

Foto: Istimewa

Periode Artistik Kandinsky

Kandinsky akhirnya menetap di Munich, untuk kemudian melanjutkan pendidikannya di sekolah swasta Anton Azbe dan dilanjutkan di Academy of Fine Arts. Di sekolah terakhirnya ini ia tidak langsung dengan mudah dapat diterima, sehingga memutuskan untuk belajar seni secara otodidak dan terpengaruh oleh gaya melukis Claude Monet.

Kandinsky secara terperinci bahkan menuliskan pengalamannya dalam memandang lukisan berjudul Haystacks, yang ditampilkan Monet di Moskow pada tahun 1836 tersebut. Hanny Wijaya dalam Wassily Kandinsky: Seni Modern dan Teori (2013) menulis bagaimana Kandinsky menceritakan lukisan impresionis itu.

“Saya merasa bahwa objek dari lukisan tersebut ada yang hilang, dan kemudian saya perhatikan dengan perasaan agak terkejut dan bingung. Gambar itu tidak hanya menguasai saya, namun juga memberikan dampak mengejutkan secara permanen di dalam ingatan. Lukisan itu mengambil kekuatan serta keindahan kisah dongeng sekaligus fantasi,” tulis Hanny Wijaya. 

Foto: Istimewa

Pada periode yang sama, Kandinsky juga dipengaruhi oleh musik dari opera Richard Wagner yang berjudul Lohengrin, dirasakannya memberi tekanan pada batas musik dan melodi di atas standar lirik. Lain dari itu, secara spiritual, ia juga mendapat pengaruh dari H.P. Blavatsky, salah satu tokoh pelopor teosofi di dunia. 

Tahun 1914, setelah pecah Perang Dunia I kembali ke Moskow. Namun di sini karya-karyanya tidak laku dan dihargai, sehingga ia memutuskan untuk kembali ke Jerman pada 1921. Di sinilah ia kemudian mengajar di sekolah seni dan arsitektur Bauhaus dari tahun 1922 sampai Nazi menutupnya pada 1933. Selain itu, ia juga mulai aktif berkarya dan melukis.

Beberapa karyanya yang lahir pada tahun-tahun tersebut antara lain seperti: Color Study, Squares With Concentric Circle (1913), Composition VII (1913), Composition VIII (1923), For Circles in a Circle (1923), For Transverse Line (1923) For in Blue (1925) dan karya-karya lainnya. Oleh beberapa kritikus, fase pengkaryaan ini disebut dengan periode “romantis konkret” Kandinsky.

Foto: Istimewa

Pasca berkarya di Jerman, Kandinsky kemudian pindah ke Perancis untuk melakukan pemeran dan menghabiskan sisa hidupnya di sana. Ia menjadi warga negara Perancis pada 1939 dan menciptakan karya-karyanya yang paling terkenal.

Selain mempengaruhi seni rupa modern yang berhasil menggabungkan berbagai bidang ilmu, seperti musik, teologi dan antroposofi untuk memberi paham baru terhadap estetika dan teori seni Kandinsky juga dikenal sebagai seorang filsuf yang visioner. Di Indonesia, salah satu lukisan Wassily Kandinsky dapat dilihat di Galeri Nasional Jakarta dalam pameran tetap mereka.

sumber:ceknricek.com

Share this
Tags

Must-read

Mantaflow Creating Fire

Menciptakan efek api? Mudah dengan Mantaflow! https://www.youtube.com/watch?v=lR9vjaYzeYQ
spot_img

Recent articles

More like this